BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Masa remaja
merupakan masa yang sangat kritis, masa untuk melepaskan ketergantungan
terhadap orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima
dan diakui sebagai orang dewasa. keberhasilan para remaja melalui masa transisi
sangat dipengaruhi oleh faktor biologis(faktor fisik), kognitif(kecerdasan
intelektual), psikologis(faktor mental), maupun faktor lingkungan. Dalam
kesehariannya,remaja tidak lepas dari pergaulan dengan remaja lain. remaja
dituntut memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan
diri dengan kehidupan sehari-hari. keterampilan-keterampilan tersebut meliputi
kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, mendengarkan
pendapat/ keluhan dari orang lain, memberi / menerima umpan balik, memberi/
menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan lain-lain.
Dalam kehidupan sosial ada berbagai bentuk pergaulan, ada yang sehat ada
pula yang dikategorikan pergaulan yang tidak sehat. Pergaulan sehat adalah
pergaulan yang membawa pengaruh positif bagi perkembangan kepribadian
seseorang. Sebaliknya pergaulan tidak sehat mengarah kepada pola perilaku yang
merugikan bagi perkembangan dirinya sendiri maupun dampaknya bagi orang lain.
1.2 Rumusan Masalah
·
Apa pengertian pergaulan sehat?
·
Bagaimana bentuk – bentuk pergaulan
sehat?
·
Apa yang bisa dilakukan agar
mempunyai pergaulan yang sehat?
·
Apa pengaruh positif dan negatif
dari pergaulan?
1.3 Tujuan
Makalah
ini kami buat dengan bertujuan agar remaja-remaja masa kini terarah pergaulanny
yaitu dengan melakukan kegiatan yang positif yang berguna untuk dirinya
sendiri,keluarga,dan masyarakat sekitar.
Dan supaya agar remaja tidak terjebak di dalam pergaulan bebas. Maka dari itu perlu kiranya remaja membentengi diri dengan iman yang kuat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERGAULAN SEHAT
Pergaulan merupakan jalinan hubungan sosial antara seseorang dengan orang
lain yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga terjadi saling
mempengaruhi satu dengan lainnya. Pergaulan merupakan kelanjutan dari proses
interaksi sosial yang terjalin antara individu dalam lingkungan sosialnya. Kuat
lemahnya suatu interaksi sosial mempengaruhi erat tidaknya pergaulan yang
terjalin. Seorang anak yang selalu bertemu dan berinteraksi dengan orang lain
dalam jangka waktu relatif lama akan membentuk pergaulan yang lebih. Beda
dengan orang yang hanya sesekali bertemu atau hanya melakukan interaksi sosial
secara tidak langsung.
Menurut Abdul
Halim (dalam Mulyaningtyas dan hadiyanto, 2007) pergaulan yang
sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang
ekstrem, yaitu terlalu sensitive (menutup diri) atau terlalu bebas. Konsep
pergaulan semestinya lebih di tekankan kepada hal-hal positif,
seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin persaudaraan serta
menambah wawasan.
Dalam kehidupan sosial ada berbagai bentuk pergaulan, ada yang sehat ada
pula yang dikategorikan pergaulan yang tidak sehat. Pergaulan sehat adalah
pergaulan yang membawa pengaruh positif bagi perkembangan kepribadian
seseorang. Sebaliknya pergaulan tidak sehat mengarah kepada pola perilaku yang
merugikan bagi perkembangan dirinya sendiri maupun dampaknya bagi orang lain.
Misalnya, pergaulan yang diisi dengan kebut-kebutan di jalan raya, atau
minum-minuman keras di tempat mereka berkumpul, merupakan bentuk pergaulan yang
kurang sehat. Sebab pola pergaulan dengan kegiatan semacam itu bukan hanya
membahayakan bagi dirinya sendiri melainkan juga bagi lingkungan sekitarnya.
Banyak tindak kejahatan berawal dari kebiasaan menegak minuman keras sehingga
pola perilakunya di bawah pengaruh alkohol. Jika pergaulan diisi dengan
diskusi, balajar kelompok, kogiatan olah raga, pecinta alam atau kegiatan
keagamaan, maka ini termasuk pergaulan yang sehat. Sebab bukan hanya dirinya
sendiri yang memperoleh manfaat positif tetapi juga lingkungan secara tidak
langsung akan terbawa dalam situasi yang baik/positif. Pencapaian prestasi di
bidang seni, olahraga, maupuu IPTEK senantiasa diawali dari bentuk pergaulan
yang positif yang mengasah kemampuan dan kecakapan berpikir.
B. BENTUK-BENTUK PERGAULAN YANG SEHAT
Berikut ini adalah beberapa bentuk pergaulan yang sehat:
1.
Kelompok
bermain teman sebaya
Dalam hal
ini adalah permainan yang mengarah kepada pembentukan tubuh yang sehat yang
berlangsung pada kanak-kanak. Bentuk permainan sebagai sarana pergaulan yang
sehat.
2.
Kelompok
belajar
Pembentukan
kelompok belajar merupakan bentuk pergaulan yang sehat mengarah pada pemupukan
aspek kecerdasan. Melalui kegiatan kelompok belajar inilah daya pikir anak
lebih terasa bukan untuk dirinya sendiri, melainkan juga dalam bentuk
penyimpangan terhadap orang lain.
3.
Kegiatan
pengembangan diri
Dalam bentuk
perkumpulan-perkumpulan yang mengarah kepada pengembangan bakat dan minat.
Dengan menjadi anggota suatu perkumpulan pengembangan diri inilah anak
disamping dapat membentuk kecakapan sesuai bakatnya, juga memperluas pergaulan
dari berbagai latar belakang yang memiliki kesamaan minat.
4.
Kegiataan
keagamaan
Sesuai agama
yang dianutnya pembinaan mental spiritual yang berkaitan dengan keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan YME secara intensif dapat dilakukan dengan aktif
terjun dalam kegiatan keagamaan sesuai dengan agama yang dianutnya.
5.
Kegiatan
karang taruna
Karang
taruna merupakan organisasi kemasyarakatan yang mewadahi kegiatan pemuda/pemudi
atau remaja yang ada di lingkungan pemukiman di bawah pemerintah desa. Melalui
karang taruna inilah anak mengenal kemajemukan-kemajemukan msyarakat di
lingkungannya. Melalui karang taruna inilah anak dipupuk untuk memiliki sifat
social dalam bentuk kepedulian terhadap kemajuan daerah tempat tinggalnya.
6.
Kegiatan
social kemasyarakatan
Dalam
kehidupan masyarakat luas tehadap berbagai macam kegiatan yang bergerak di
bidang social kemasyarakatan. Melaui kegiatan social kamasyarakatan tersebut
anak dilatih untuk menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan
sehari-hari.
7.
Kegiatan
pecinta alam
Kegiatan
pecinta alam merupakan media yang tepat bagi remaja yang senang berpetualang
dan mencari tahu mengenai rahasia alam secara langsung.
C.
Cara bisa dilakukan agar remaja
mempunyai pergaulan yang sehat dan Baik:
·
Adanya
bimbingan agama sedini mungkin sehingga anak mempunyai kontrol perilaku yang
kuat dalam pergaulan apabila melakukan kesalahan agar merasa takutnya kepada
Tuhan.
·
Memberikan
kasih sayang dan perhatian yang cukup baik dari keluarga maupun lingkungan
sekitarnya.
·
Memberikan
suatu pengawasan, teman temannya siapa tempat bermainnya dimana. Termasuk
pengawasan dalam penggunaan media yang saat ini berkembang sangat pesat.
·
Cobalah
untuk mengenali bakat dan minat sehingga bisa menyalurkannya dengan positif
dalam pergaulan yang baik.
D. PENGARUH POSITIF PERGAULAN
Pergaulan merupakan ajang sosialisasi bagi individu dalam mengenal
lingkungan sosialnya. Melalui pergaulan diperoleh manfaat sebagai berikut:
1.
Lebih mengenal nilai-nilai dan norma social yang berlaku sehingga mampu
membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan sesuatu.
2.
Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa
manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai
3.
Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga
mampu meningkatka rasa percaya diri
4.
mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa
diterima di berbagai lapisan masyarakat sehingga bisa tumbuh dan berkembang
menjadi sosok individu yang pantas diteladani
E. PENGARUH NEGATIF DALAM PERGAULAN
Pergaulan yang tidak tepat akan menjerumuskan seseorang dalam jurang
kenistaan dan kehancuran. Memang tidaklah mudah memilih pergaulan yang tepat,
sebab kadangkala pergaulan yang negatif justru lebih menyenangkan. Pergaulan
semacam ini lebih mengasyikkan dan sulit menyadari bahwa apa yang dilakukan
menyimpang.
Beberapa dampak negatif yang terbentuk akibat pergaulan yang salah, yaitu
sebagai berikut:
5.
Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas dan menyukai hal-hal yang
melanggar norma social.
6.
Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misalnya:
kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak criminal dan sebagainya
7.
Dijauhi masyarakat sekitar karena perilaku tidak sesuai dengan nilai/norma
social yang berlaku
8.
Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.
F.
UPAYA UNTUK MENANGGULANGI PANGARUH NEGATIF
Ibarat orang yang terlanjur sakit atau terserang penyakit, tidaklah mudah
mengembalikan situasi seperti semula. Tindakan pengobatan atau terapi yang
terus menerus diperlukan untuk mengembalikan kondisi pribadi yang terlanjur
menyimpang akibat pengaruh pergaulan negatif.
Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengaruh
negatif yang terlanjur mencemari diri individu:
1.
Membakitkan kesadaran kepada yang bersangkutan bahwa apa yang telah ia
lakukan adalah menyimpang. Kadangkala perilaku menyimpang tidak menyadari bahwa
apa yang telah ia lakukan salah. Jika dari yang bersangkutan belum ada
kesadaran bahwa apa yang dilakukan selama ini keliru adalah sia-sia. Misalnya,
anak yang tidak menyadari bahwa merokok itu tidak baik bagi kesehatannya akan
sulit untuk diarahkan agar ia menjauhi rokok.
2.
Memutuskan rantai yang menghubungkan antara individu dengan lingkungan yang
menyebabkan ia berperilaku menyimpang. Hal ini dapat dilakukan dengan
memindahkan individu tersebut dari lingkungan pergaulannya dan membawa ke
kancah pergaulan baru. Hal ini tidaklah mudah, sebab kadangkala yang
bersangkutan tidak mampu menyesuaikan diri di tempat lingkungannya yang baru
atau justru lingkungan baru yang tidak mampu menerimanya.
3.
Melakukan pengawasan melakat sebagai control secara terus-menerus agar anak
terhindar dari perilaku yang menyimpang. Pengawasan harus dilakukan oleh orang
yang disegani, sehingga anak tidak berani mengulangi perbuatannya yang salah.
4.
Melakukan
kegiatan konseling atau pemberian nasihat secara persuasive, sehingga anak
tidak merasa bahwa ia dibawah proses pembimbingan. Melibatkan anak dalam
kegiatan keagamaan sesuai dengan keyakinan yang ia anut merupakan salah satu
cara yag dapat dilakukan untuk membuka pikitan anak mengenai apa yang baik dan
apa yang buruk.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Menurut Abdul
Halim (dalam Mulyaningtyas dan hadiyanto, 2007) pergaulan yang
sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang
ekstrem, yaitu terlalu sensitive (menutup diri) atau terlalu bebas. Konsep
pergaulan semestinya lebih di tekankan kepada hal-hal positif,
seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin persaudaraan serta
menambah wawasan.
Pergaulan merupakan ajang sosialisasi bagi individu dalam mengenal lingkungan
sosialnya. Melalui pergaulan diperoleh manfaat sebagai berikut:
1.
Lebih mengenal nilai-nilai dan norma social yang berlaku sehingga mampu
membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan sesuatu.
2.
Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa
manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai
3.
Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga
mampu meningkatka rasa percaya diri
4.
mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima
di berbagai lapisan masyarakat sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi
sosok individu yang pantas diteladani
2. Saran
Pergaulan yang sehat terdapat pada
lingkungan dimana kita berteman dengan orang-orang yang baik, yang mengarah
kepada positif. Untuk pendapatkan pergaulan yang sehat hendaklah memilih dalam
berteman. Berteman boleh dengan siapa saja, namun ada batas-batasan tertentu,
sehingga kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar