Selasa, 04 April 2017

YONG Penjas : Pergaulan sehat



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Pendahuluan

Masa remaja merupakan masa yang sangat kritis, masa untuk melepaskan ketergantungan terhadap orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. keberhasilan para remaja melalui masa transisi sangat dipengaruhi oleh faktor biologis(faktor fisik), kognitif(kecerdasan intelektual), psikologis(faktor mental), maupun faktor lingkungan. Dalam kesehariannya,remaja tidak lepas dari pergaulan dengan remaja lain. remaja dituntut memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. keterampilan-keterampilan tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, mendengarkan pendapat/ keluhan dari orang lain, memberi / menerima umpan balik, memberi/ menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan lain-lain.

Dalam kehidupan sosial ada berbagai bentuk pergaulan, ada yang sehat ada pula yang dikategorikan pergaulan yang tidak sehat. Pergaulan sehat adalah pergaulan yang membawa pengaruh positif bagi perkembangan kepribadian seseorang. Sebaliknya pergaulan tidak sehat mengarah kepada pola perilaku yang merugikan bagi perkembangan dirinya sendiri maupun dampaknya bagi orang lain.


1.2   Rumusan Masalah
·        Apa pengertian pergaulan sehat?
·        Bagaimana bentuk – bentuk pergaulan sehat?
·        Apa yang bisa dilakukan agar mempunyai pergaulan yang sehat?
·        Apa pengaruh positif dan negatif dari pergaulan?

1.3 Tujuan

           Makalah ini kami buat dengan bertujuan agar remaja-remaja masa kini terarah pergaulanny yaitu dengan melakukan kegiatan yang positif yang berguna untuk dirinya sendiri,keluarga,dan masyarakat sekitar.

           Dan supaya agar remaja tidak terjebak di dalam pergaulan bebas. Maka dari itu perlu kiranya remaja membentengi diri dengan iman yang kuat.



BAB II
PEMBAHASAN


A.     PENGERTIAN PERGAULAN SEHAT

Pergaulan merupakan jalinan hubungan sosial antara seseorang dengan orang lain yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga terjadi saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pergaulan merupakan kelanjutan dari proses interaksi sosial yang terjalin antara individu dalam lingkungan sosialnya. Kuat lemahnya suatu interaksi sosial mempengaruhi erat tidaknya pergaulan yang terjalin. Seorang anak yang selalu bertemu dan berinteraksi dengan orang lain dalam jangka waktu relatif lama akan membentuk pergaulan yang lebih. Beda dengan orang yang hanya sesekali bertemu atau hanya melakukan interaksi sosial secara tidak langsung.

Menurut Abdul Halim (dalam Mulyaningtyas dan hadiyanto, 2007) pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang ekstrem, yaitu terlalu sensitive (menutup diri) atau terlalu bebas. Konsep pergaulan semestinya lebih di tekankan kepada hal-hal positif, seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin persaudaraan serta menambah wawasan.

Dalam kehidupan sosial ada berbagai bentuk pergaulan, ada yang sehat ada pula yang dikategorikan pergaulan yang tidak sehat. Pergaulan sehat adalah pergaulan yang membawa pengaruh positif bagi perkembangan kepribadian seseorang. Sebaliknya pergaulan tidak sehat mengarah kepada pola perilaku yang merugikan bagi perkembangan dirinya sendiri maupun dampaknya bagi orang lain.

Misalnya, pergaulan yang diisi dengan kebut-kebutan di jalan raya, atau minum-minuman keras di tempat mereka berkumpul, merupakan bentuk pergaulan yang kurang sehat. Sebab pola pergaulan dengan kegiatan semacam itu bukan hanya membahayakan bagi dirinya sendiri melainkan juga bagi lingkungan sekitarnya. Banyak tindak kejahatan berawal dari kebiasaan menegak minuman keras sehingga pola perilakunya di bawah pengaruh alkohol. Jika pergaulan diisi dengan diskusi, balajar kelompok, kogiatan olah raga, pecinta alam atau kegiatan keagamaan, maka ini termasuk pergaulan yang sehat. Sebab bukan hanya dirinya sendiri yang memperoleh manfaat positif tetapi juga lingkungan secara tidak langsung akan terbawa dalam situasi yang baik/positif. Pencapaian prestasi di bidang seni, olahraga, maupuu IPTEK senantiasa diawali dari bentuk pergaulan yang positif yang mengasah kemampuan dan kecakapan berpikir.

B.     BENTUK-BENTUK PERGAULAN YANG SEHAT

Berikut ini adalah beberapa bentuk pergaulan yang sehat:
1.      Kelompok bermain teman sebaya
Dalam hal ini adalah permainan yang mengarah kepada pembentukan tubuh yang sehat yang berlangsung pada kanak-kanak. Bentuk permainan sebagai sarana pergaulan yang sehat.

2.      Kelompok belajar
Pembentukan kelompok belajar merupakan bentuk pergaulan yang sehat mengarah pada pemupukan aspek kecerdasan. Melalui kegiatan kelompok belajar inilah daya pikir anak lebih terasa bukan untuk dirinya sendiri, melainkan juga dalam bentuk penyimpangan terhadap orang lain.


3.      Kegiatan pengembangan diri
Dalam bentuk perkumpulan-perkumpulan yang mengarah kepada pengembangan bakat dan minat. Dengan menjadi anggota suatu perkumpulan pengembangan diri inilah anak disamping dapat membentuk kecakapan sesuai bakatnya, juga memperluas pergaulan dari berbagai latar belakang yang memiliki kesamaan minat.

4.      Kegiataan keagamaan
Sesuai agama yang dianutnya pembinaan mental spiritual yang berkaitan dengan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME secara intensif dapat dilakukan dengan aktif terjun dalam kegiatan keagamaan sesuai dengan agama yang dianutnya.

5.      Kegiatan karang taruna
Karang taruna merupakan organisasi kemasyarakatan yang mewadahi kegiatan pemuda/pemudi atau remaja yang ada di lingkungan pemukiman di bawah pemerintah desa. Melalui karang taruna inilah anak mengenal kemajemukan-kemajemukan msyarakat di lingkungannya. Melalui karang taruna inilah anak dipupuk untuk memiliki sifat social dalam bentuk kepedulian terhadap kemajuan daerah tempat tinggalnya.

6.      Kegiatan social kemasyarakatan
Dalam kehidupan masyarakat luas tehadap berbagai macam kegiatan yang bergerak di bidang social kemasyarakatan. Melaui kegiatan social kamasyarakatan tersebut anak dilatih untuk menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari.

7.      Kegiatan pecinta alam
Kegiatan pecinta alam merupakan media yang tepat bagi remaja yang senang berpetualang dan mencari tahu mengenai rahasia alam secara langsung.

C.     Cara bisa dilakukan agar remaja mempunyai pergaulan yang sehat dan Baik:
·         Adanya bimbingan agama sedini mungkin sehingga anak mempunyai kontrol perilaku yang kuat dalam pergaulan apabila melakukan kesalahan agar merasa takutnya kepada Tuhan.
·         Memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup baik dari keluarga maupun lingkungan sekitarnya.
·         Memberikan suatu pengawasan, teman temannya siapa tempat bermainnya dimana. Termasuk pengawasan dalam penggunaan media yang saat ini berkembang sangat pesat.
·         Cobalah untuk mengenali bakat dan minat sehingga bisa menyalurkannya dengan positif dalam pergaulan yang baik.


D.     PENGARUH POSITIF PERGAULAN
Pergaulan merupakan ajang sosialisasi bagi individu dalam mengenal lingkungan sosialnya. Melalui pergaulan diperoleh manfaat sebagai berikut:

1.      Lebih mengenal nilai-nilai dan norma social yang berlaku sehingga mampu membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan sesuatu.

2.      Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai

3.      Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga mampu meningkatka rasa percaya diri

4.      mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan masyarakat sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang pantas diteladani

E.     PENGARUH NEGATIF DALAM PERGAULAN

Pergaulan yang tidak tepat akan menjerumuskan seseorang dalam jurang kenistaan dan kehancuran. Memang tidaklah mudah memilih pergaulan yang tepat, sebab kadangkala pergaulan yang negatif justru lebih menyenangkan. Pergaulan semacam ini lebih mengasyikkan dan sulit menyadari bahwa apa yang dilakukan menyimpang.

Beberapa dampak negatif yang terbentuk akibat pergaulan yang salah, yaitu sebagai berikut:

5.      Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas dan menyukai hal-hal yang melanggar norma social.
6.      Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misalnya: kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak criminal dan sebagainya
7.      Dijauhi masyarakat sekitar karena perilaku tidak sesuai dengan nilai/norma social yang berlaku
8.      Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.

F.     UPAYA UNTUK MENANGGULANGI PANGARUH NEGATIF

Ibarat orang yang terlanjur sakit atau terserang penyakit, tidaklah mudah mengembalikan situasi seperti semula. Tindakan pengobatan atau terapi yang terus menerus diperlukan untuk mengembalikan kondisi pribadi yang terlanjur menyimpang akibat pengaruh pergaulan negatif.

Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengaruh negatif yang terlanjur mencemari diri individu:

1.      Membakitkan kesadaran kepada yang bersangkutan bahwa apa yang telah ia lakukan adalah menyimpang. Kadangkala perilaku menyimpang tidak menyadari bahwa apa yang telah ia lakukan salah. Jika dari yang bersangkutan belum ada kesadaran bahwa apa yang dilakukan selama ini keliru adalah sia-sia. Misalnya, anak yang tidak menyadari bahwa merokok itu tidak baik bagi kesehatannya akan sulit untuk diarahkan agar ia menjauhi rokok.

2.      Memutuskan rantai yang menghubungkan antara individu dengan lingkungan yang menyebabkan ia berperilaku menyimpang. Hal ini dapat dilakukan dengan memindahkan individu tersebut dari lingkungan pergaulannya dan membawa ke kancah pergaulan baru. Hal ini tidaklah mudah, sebab kadangkala yang bersangkutan tidak mampu menyesuaikan diri di tempat lingkungannya yang baru atau justru lingkungan baru yang tidak mampu menerimanya.

3.      Melakukan pengawasan melakat sebagai control secara terus-menerus agar anak terhindar dari perilaku yang menyimpang. Pengawasan harus dilakukan oleh orang yang disegani, sehingga anak tidak berani mengulangi perbuatannya yang salah.

4.      Melakukan kegiatan konseling atau pemberian nasihat secara persuasive, sehingga anak tidak merasa bahwa ia dibawah proses pembimbingan. Melibatkan anak dalam kegiatan keagamaan sesuai dengan keyakinan yang ia anut merupakan salah satu cara yag dapat dilakukan untuk membuka pikitan anak mengenai apa yang baik dan apa yang buruk.


BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan

Menurut Abdul Halim (dalam Mulyaningtyas dan hadiyanto, 2007) pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang ekstrem, yaitu terlalu sensitive (menutup diri) atau terlalu bebas. Konsep pergaulan semestinya lebih di tekankan kepada hal-hal positif, seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin persaudaraan serta menambah wawasan.

Pergaulan merupakan ajang sosialisasi bagi individu dalam mengenal lingkungan sosialnya. Melalui pergaulan diperoleh manfaat sebagai berikut:

1.      Lebih mengenal nilai-nilai dan norma social yang berlaku sehingga mampu membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan sesuatu.

2.      Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai

3.      Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga mampu meningkatka rasa percaya diri

4.      mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan masyarakat sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang pantas diteladani



2.      Saran

Pergaulan yang sehat terdapat pada lingkungan dimana kita berteman dengan orang-orang yang baik, yang mengarah kepada positif. Untuk pendapatkan pergaulan yang sehat hendaklah memilih dalam berteman. Berteman boleh dengan siapa saja, namun ada batas-batasan tertentu, sehingga kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.



















DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar